Seorang Anak Yatim Piatu Di Nunukan Terinfeksi AIDS

WIRAnews.com, NUNUKAN – Kondisi AS (7) seorang anak yatim piatu di Nunukan, sangat memprihatinkan. Dokter mendiagnosa AS terjangkit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

AS merupakan anak yatim piatu, ayahnya meninggal dunia jauh hari sebelum dia lahir, lalu ibunya meninggal saat anak malang ini berusia lima tahun.

Ia juga mengalami infeksi oportunistik, berat badannya hanya sekitar 9 kilogram jauh dari berat normal anak seusianya.

‘’Dia sudah sering bolak balik rumah sakit. Kulitnya sering tumbuh luka yang mengeluarkan darah dan nanah. Untungnya pengobatan ditanggung RSUD Nunukan, kalau tidak kami tidak tahu harus bagaimana, kami orang susah,’’ ujar Ratna (43), tante dari AS, Rabu (02/06/2021).

KETULUSAN RATNA MENGASUH AS

Meski hanya tinggal di sebuah pondok penjemuran rumput laut dengan rumah yang hampir ambruk, Ratna rela mengurusi AS demi tanggung jawab moral yang ia emban.

‘’Dokter menyarankan agar kami menjaga jarak, manalah kami bisa? anak kami 3, jadi 4 orang dengan AS. Kalau kami mau tidur dalam rumah, kami lihat dulu keadaan cuaca. Kalau cuaca buruk kami tidur di perahu, karena kami takut rumah kami roboh,’’ tuturnya.

Sudah 2 tahun Ratna mengurus AS tanpa lelah, ia telah menganggap keponakannya itu seperti anak sendiri.

Ratna tidak mau mengeluh meski AS selalu membuatnya kerepotan terutama saat sakit.

Setiap sakitnya datang, AS pasti mengalami demam tinggi, sesak nafas, batuk dan sakit perut hebat.

AS yang belum bisa bicara ini, selalu memberi tahu semuanya dengan menangis dan isyarat.

‘’Jadi selama 2 tahun ini kami tidak pernah tidur nyenyak. Rumah kami diatas laut dan dindingnya spanduk bekas, kami takut saat AS tidur, dia berguling dan jatuh ke laut,’’ kata Ratna lagi.

Ratna juga sadar bahwa usia AS tidak lama. Dokter RSUD Nunukan sudah memberitahunya segala kemungkinan dan kondisi AS secara keseluruhan.

Ratna hanya menjawab selama AS masih menjadi tanggung jawabnya, ia akan memberikan segenap kemampuannya untuk mengurus AS. Ketika nanti saatnya takdir berkata lain, ia sudah siap menerimanya.

‘’Selama saya bisa menjaga AS, saya tidak masalah. Saya hanya harus memastikan AS tidak terluka saat bermain, agar darahnya tidak menular ke lainnya. Hanya satu yang membuat saya kecewa, banyak saudara kami tapi mereka tidak ada yang peduli dengan AS,’’ katanya sedih.

Reporter : Viqor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *