Prihatin Nasib Pelajar Di Desa Binusan Dalam, Satgas Pamtas RI – Malaysia Sumbangkan Tenaga Dan Alat Tulis

WIRAnews.com, NUNUKAN – Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia Batalyon Pertahanan Udara (Yonarhanud) 16/Sula Bhuana Cakti (SBC)/3 Kostrad, membagikan sejumlah alat tulis bagi anak-anak pelajar yang tinggal di desa persiapan Binusan Dalam, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Jumat (11/6/2021).

Para prajurit tempur ini bahkan bergantian bertugas sebagai tenaga pengajar untuk mengatasi kekurangan guru yang terjadi.

Komandan Satgas Pamtas RI – Malaysia Yonarhanud 16/SBC/3 Kostrad, Mayor. Arh. Drian Priyambodo melalui pesan tertulis menyampaikan, aksi prajurit Satgas adalah untuk menjaga semangat belajar serta bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan anak-anak di wilayah perbatasan.

‘’Saat situasi pandemi COVID-19 sekarang ini, kami ingin menjadi bagian yang memelihara tumbuh kembang generasi muda di perbatasan. Menjaga perbatasan RI – Malaysia dengan menciptakan SDM berkualitas juga sebuah tugas Negara yang kami emban,’’ ujarnya, Jumat (11/6/2021).

Sejumlah murid-murid SD terlihat antusias saat para prajurit membagikan perlengkapan sekolah berupa buku, alat tulis juga tas sekolah.

Senyum penuh keceriaan terlukis kuat dari raut wajah mereka. Meski sedikit, akan tetapi bantuan tersebut memulihkan semangat belajar mereka.

“Program ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi adik-adik kita sebagai generasi penerus bangsa khususnya di wilayah perbatasan,” tegas Dansatgas.

Untuk diketahui, Desa Binusan Dalam, merupakan sebuah desa persiapan yang baru mekar 2020. Wilayah yang berjarak sekitar 13 Km dari ibu kota kabupaten Nunukan Kalimantan Utara ini, seakan terabaikan dan nihil perhatian.

Desa ini belum teraliri listrik, jalanan masih didominasi tanah karena masih banyak rawa. Bahkan untuk air bersih, mereka harus menampung air hujan, atau berjalan beberapa kilometer memikul jerigen untuk mendapatkannya.

Mayoritas masyarakatnya mengandalkan hidup dari hasil kebun dan sawah. Masih banyak masyarakat buta huruf dan anak-anak putus sekolah di desa ini.

Reporter : Viqor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *