Tarakan – Dana Pihak Ketiga (DPK) di Kalimantan Utara pada tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 2,28 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,10 persen, namun tetap mencerminkan ketahanan sektor keuangan di wilayah tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, menjelaskan bahwa komponen giro dan tabungan menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 8,89 persen dan 4,33 persen. Namun, deposito mengalami penurunan dengan kontraksi sebesar -10,19 persen.
Di tengah perlambatan pertumbuhan DPK, sektor kredit tetap berkontribusi besar terhadap perekonomian Kaltara. Kredit tahun 2024 tercatat tumbuh 20,14 persen (yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 26,87 persen.
Dari sisi penggunaannya, kredit modal kerja tumbuh sebesar 17,52 persen, kredit investasi melonjak 28,98 persen, dan kredit konsumsi naik 14,01 persen. Berdasarkan sektor ekonomi, kredit rumah tangga (RT) menjadi yang terbesar dengan pangsa 30,70 persen dan pertumbuhan 14,01 persen. Sementara itu, industri pengolahan mencatat kenaikan signifikan sebesar 155,66 persen, didorong oleh percepatan pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) serta proyek PT. Phoniex Resources International.
Meskipun terjadi pergeseran pertumbuhan dana dan kredit, risiko kredit di Kaltara tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang rendah, hanya 0,92 persen secara gross.
Dengan tren ini, perbankan di Kaltara terus memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan sektor riil, terutama melalui pembiayaan industri strategis di wilayah tersebut.