Malinau – Paguyuban Pasunda Kabupaten Malinau menggelar upacara adat Tarawangsa di Panggung Budaya Padan Liu Burung, Rabu (15/10) siang. Kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya Sunda serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya leluhur.
Upacara adat Tarawangsa merupakan ritual syukur panen yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sri, simbol kehadiran Tuhan dalam memberikan rezeki kepada manusia. Dalam prosesi tersebut, masyarakat berdoa dan mempersembahkan hasil bumi sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah panen yang melimpah.
Melalui kegiatan ini, Paguyuban Pasunda Malinau berupaya menjaga kelestarian budaya Sunda di tanah perantauan dan memperkuat semangat kebersamaan antarwarga dari berbagai latar belakang etnis.
Bupati Malinau dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya daerah merupakan bagian penting dari upaya memperkuat identitas dan mempererat persaudaraan antar masyarakat.
“Kita berharap kegiatan seperti ini tetap terlestari seperti harapan kita bersama. Semangat Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh sejalan dengan filosofi Malinau, yaitu Bekerja, Berbakti, dan Berbagi,” ujar Bupati.
Ia menambahkan, kegiatan budaya seperti ini juga menjadi ajang untuk saling mengenalkan tradisi antar daerah dan mengingatkan masyarakat agar tidak melupakan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk saling mengenalkan budaya kita masing-masing dan tidak pernah melupakan atau meninggalkan budaya leluhur yang telah diwariskan bagi kita semua,” ungkapnya.
Paguyuban Pasunda Malinau berharap kegiatan Tarawangsa dapat menjadi agenda tahunan sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keberagaman budaya di Kabupaten Malinau, sekaligus memperkokoh semboyan “Budaya Menyatukan Kita.”










