WIRAnews.com, TANJUNG SELOR “ Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara, mencatat sekitar 120 ekor babi mati yang diduga akibat virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi.
Virus tersebut diduga kuat berasal dari Sabah “ Malaysia.
˜’Kami menduga kuat kematian babi yang terjadi di Kaltara akibat virus ASF yang masuk dari Sabah Malaysia. Terlebih di wilayah Sabah ditemukan kasus ASF,” kata kepala seksi Kesehatan, DPKP Kaltara, Supardi, Minggu (13/6/2021).
Supardi menerangkan, kasus pertama babi mati diduga akibat ASF, ditemukan di Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan pada Maret 2021 lalu.
Saat itu DPKP menggali dan mengambil sampel tulang babi untuk diperiksa di Balai Veteivener (Bvet) Banjar Baru Kalimantan Selatan.
˜’Kita hanya bisa ambil sampel tulang karena sudah dikuburkan saat itu. Menurut kami pemeriksaan lab nya juga kurang efektif karena sampelnya tulang. Kebetulan saat itu hasilnya negatif,” jelasnya. Selanjutnya pada Mei 2021, ada kasus temuan babi mati di perbatasan Berau Kaltim dengan Malinau Kaltara yang ditemukan positif ASF.
Bahkan, kata Supardi lagi, di Kabupaten Berau Kaltim, ada sekitar 100 ekor babi mati. ˜’Kebanyakan kasus babi yang mati adalah jenis celeng atau babi hutan. Meski ada sejumlah babi ternak yang mati dengan gejala dan tanda serupa, jumlahnya sekitar 20 persen saja dari kasus yang ditemukan,” kata dia.
Sebaran ASF di Kaltara terjadi pada tiga Kabupaten, masing-masing :
1. Kabupaten Nunukan, dugaan ASF pada babi ditemukan di hutan Tulin Onsoi dan Krayan.
2. Kabupaten Malinau yang ditemukan di Mentarang Hulu.
3. Kabupaten Bulungan yang ditemukan di wilayah Long Peso.
Mengenai upaya penanganan, saat ini DPKP Kaltara mengeluarkan larangan perdagangan daging babi hutan, serta melarang aktivitas pemburuan babi.
˜’ Sementara langkah itu yang bisa kita lakukan, karena kalau untuk mengawasi aktivitas babi di dalam hutan, kami belum bisa menjangkaunya,” kata Supardi.
Reporter : Viqor