Islamabad — Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak setelah Pakistan menuduh India merencanakan serangan militer dalam waktu dekat. Pemerintah Pakistan mengklaim memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India berniat melakukan aksi militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan.
Tuduhan ini muncul setelah serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, pada 22 April 2025, yang menewaskan 26 wisatawan Hindu. India menuding kelompok militan yang berbasis di Pakistan sebagai pelaku serangan tersebut, sementara Pakistan membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan internasional yang netral.
Sebagai respons, India melancarkan serangan udara yang disebut “Operasi Sindoor” pada 6 Mei 2025, menargetkan sembilan lokasi yang diduga sebagai infrastruktur teroris di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. India mengklaim serangan tersebut sebagai tindakan terukur dan tidak menargetkan fasilitas militer Pakistan.
Namun, Pakistan mengecam serangan tersebut sebagai “tindakan perang” dan melaporkan bahwa serangan itu menewaskan sedikitnya 26 warga sipil, termasuk anak-anak, serta melukai 46 lainnya. Pakistan juga mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India dan satu drone sebagai bagian dari tindakan balasan.
Situasi ini memicu kekhawatiran internasional, dengan PBB dan beberapa negara menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Ketegangan ini juga berdampak pada penutupan wilayah udara Pakistan dan gangguan pada penerbangan internasional.
Dengan kedua negara yang memiliki senjata nuklir, komunitas internasional memantau perkembangan ini dengan cermat, mengingat potensi dampak serius terhadap stabilitas regional dan global.