Jakarta — Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Internasional tahun ini mengusung tema “Revolutionizing health and safety: the role of AI and digitalization at work” atau dalam bahasa Indonesia, “Merevolusi kesehatan dan keselamatan: peran AI dan digitalisasi di tempat kerja” .
Tema ini menyoroti bagaimana teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi, semakin berperan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat. Penggunaan robot untuk menangani tugas-tugas berbahaya, seperti mengelola bahan beracun atau bekerja dalam suhu ekstrem, serta alat pemantau berbasis sensor yang mampu mendeteksi potensi bahaya secara dini, menjadi contoh nyata penerapan teknologi dalam mendukung keselamatan kerja.
Namun, penerapan teknologi juga membawa tantangan baru. Tanpa manajemen K3 yang memadai, digitalisasi bisa menimbulkan risiko seperti kelelahan akibat intensitas kerja, tekanan mental, hingga hilangnya kendali terhadap pekerjaan karena sistem berbasis algoritma.
Hari K3 Internasional diperingati setiap 28 April sejak pertama kali dicanangkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada 2003. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terkait pentingnya keselamatan di tempat kerja dan mendorong pencegahan kecelakaan serta penyakit akibat kerja.
Menariknya, tanggal 28 April juga bertepatan dengan International Commemoration Day for Dead and Injured Workers, yaitu hari peringatan bagi para pekerja yang meninggal atau mengalami cedera akibat kecelakaan kerja, yang diinisiasi oleh gerakan serikat pekerja internasional sejak 1996.
Dengan tema tahun ini, diharapkan perusahaan dan pekerja dapat lebih memahami dan mengelola risiko baru yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi, serta memanfaatkan inovasi digital untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.