Wiranews.com – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Litbang Kabupaten Malinau, Drs. Agustinus, M.AP., menegaskan pentingnya monitoring dan penanganan stunting di desa-desa locus stunting, seperti Desa Lubak Manis.
Dalam acara Rembuk Stunting yang dihadiri pada Jumat (16/02/2024), Agustinus menyampaikan komitmen untuk menurunkan angka stunting dari 23% menjadi 14% pada tahun 2024.
“Kita perlu mencari akar persoalan stunting di setiap desa, karena setiap desa memiliki permasalahan yang berbeda. Dengan mengidentifikasi masalahnya, kita bisa mengawal penyelesaiannya hingga tingkat kabupaten,” ungkap Agustinus.
Bappeda bekerja sama dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai leading sektor, untuk menyusun strategi penanganan stunting. “Kehadiran semua stakeholder desa sangat penting dalam upaya ini, karena penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab kepala desa tetapi juga RT di tingkat bawah,” tambahnya.
Selain itu, Agustinus meminta Dinas PMD untuk mengarahkan APBDes guna mengalokasikan dana yang tepat untuk penanganan stunting. Program RT Bersih yang sudah berjalan diharapkan dapat membantu mengatasi stunting, dengan harapan “mencanangkan desa bebas dari stunting” sebagai tujuan bersama.
Agustinus juga mengajak Tim Percepatan Penurunan Stunting dari tingkat kabupaten hingga desa untuk bersinergi dalam menyelesaikan masalah ini. “Kami berharap kerjasama yang baik dari semua pihak agar upaya ini dapat berhasil,” tutupnya.
Dengan demikian, upaya pemerintah Kabupaten Malinau dalam menanggulangi stunting tidak hanya berfokus pada laporan statistik, tetapi juga melibatkan aksi langsung di lapangan untuk memastikan dampak yang nyata.