Wiranews.com – Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan acara Rembuk Stunting dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem se-Kalimantan Utara tahun 2024, (7/3/2024). Acara ini berlangsung di ruang Tebengang, Kantor Bupati Malinau, dan dihadiri oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari berbagai daerah serta dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kaltara, Dr. Yansen TP, M.Si.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Malinau Jakaria, S.E., M.Si., yang juga menjabat sebagai Ketua TPPS Kabupaten Malinau, mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua pihak yang hadir. “Mari kita ikuti bersama kegiatan strategis ini sebagai bentuk kepedulian kita memajukan Kalimantan Utara, rumah kita bersama,” ujarnya.
Jakaria menjelaskan bahwa salah satu penyebab tingginya kasus stunting pada balita adalah kemiskinan ekstrem. Keluarga miskin seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka, yang menyebabkan anak-anak tersebut berisiko mengalami stunting.
TPPS Kabupaten Malinau telah melakukan analisis terhadap determinan penyebab stunting di desa-desa yang terkena dampak. Salah satu dari 8 faktor yang diidentifikasi adalah kemiskinan dan daya beli rendah.
Meskipun Kabupaten Malinau masih mencatatkan prevalensi stunting sebesar 23,5% pada tahun 2022, yang masih di atas rata-rata nasional (21,6%) dan provinsi (22,1%), Jakaria menegaskan komitmennya untuk mencapai target prevalensi 14% pada tahun 2024. “Ini adalah tantangan besar namun harus tetap kita hadapi bersama,” katanya.
Jakaria juga mengajak seluruh Kepala OPD, Camat, Kepala Desa, dan Ketua RT di Kabupaten Malinau untuk memastikan percepatan penurunan kasus stunting sebagai prioritas utama di masing-masing wilayah. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian tetapi memerlukan kolaborasi dan dukungan dari kita semua,” tegasnya.
Acara ini menjadi langkah strategis dalam upaya memerangi stunting dan kemiskinan ekstrem di Kalimantan Utara, dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi masa depan generasi muda daerah tersebut.