Vatikan — Sekitar 250.000 orang memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus selama tiga hari persemayaman di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Prosesi penghormatan ini berakhir pada Jumat (25/4) pukul 19.00 waktu setempat, diikuti dengan upacara penyegelan peti jenazah pada pukul 20.00 waktu setempat.
Paus Fransiskus disemayamkan dalam peti kayu sederhana, mengenakan jubah merah dan sepatu hitam, sesuai dengan wasiatnya untuk prosesi yang sederhana dan khidmat. Peti jenazah diletakkan di depan altar Confessio tanpa platform tinggi, memungkinkan para pelayat memberikan penghormatan secara langsung.
Prosesi pemakaman dilaksanakan pada Sabtu (26/4) pukul 10.00 waktu setempat di Alun-alun Santo Petrus, dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell. Setelah misa, peti jenazah dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma untuk dimakamkan, menjadikan Paus Fransiskus sebagai Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan.
Pemakaman ini dihadiri oleh lebih dari 50 kepala negara dan lebih dari selusin bangsawan, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pihak berwenang Italia dan Vatikan menerapkan pengamanan ketat di sekitar Basilika Santo Petrus, termasuk larangan penggunaan pesawat nirawak, penempatan penembak jitu di atap, dan siaga jet tempur.
Paus Fransiskus dikenang sebagai pemimpin yang mencintai semua orang dan agama, serta dikenal atas kesederhanaannya dan perjuangannya bagi kaum miskin dan migran.