Wabup Jakaria : Ciptakan Lingkungan Ramah Anak, Merupakan Upaya Penurunan Angka Stunting di Malinau

MALINAU, WIRANEWS.COM – Upaya Pemerintah Daerah Malinau dalam capaian penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak (KLA) terus dilakukan hingga saat ini.

Salah satu upaya tersebut yakni mengatasi masalah kesehatan. Stunting merupakan salah satu masalah yang kini menjadi atensi semua pihak di Kabupaten Malinau.

Berdasarkan data jumlah anak di Kabupaten Malinau tahun 2022 sebanyak 27.250 jiwa dari total penduduk 85.316 dan terdapat 8 desa yang menjadi lokasi lokus stunting.

Merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), saat ini angka prevalensi stunting Kalimantan Utara mengalami penurunan sebesar 5,4 persen dengan capaian pada 2021 sebesar 27,5 persen dan 2022 sebesar 22,1 persen. Pada 2023 ini, angka prevalensi stunting ditarget turun lagi hingga mencapai 17,5 persen.

Berdasarkan data Tim Koordinasi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S) jumlah balita stunting di Kabupaten Malinau pada akhir tahun 2022 adalah 14,93%, mengalami peningkatan sebesar 3,89%. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2021 sebesar 11,04%.

Karena posisi kasus stunting Kabupaten Malinau di tahun 2022 masih berada di diangka 23,5 persen. Wakil Bupati Malinau, Jakaria mengungkapkan bahwa jumlah Stunting di Malinau pada tahun 2023 masih dapat terkendali melalui upaya yang diberikan Pemerintah Daerah.

“Tahun 2023 untuk Stunting kita relatif sudah bisa tertangani dengan melakukan gerakan-gerakan sampai ke desa-desa bahkan ke tingkat RT melalui Tim yang telah dibentuk,” ungkap Wabup Jakaria, pada Selasa (28/11/2023) yang juga Ketua Tim Penanganan Stunting Malinau.

Wabup Jakaria berharap dengan adanya upaya-upaya yang di lakukan oleh pemerintah dapat menurunkan angka stunting lebih baik lagi di Kabupaten Malinau.

“Trik yang kita lakukan di tiap RT yakni memanfaatkan posyandu-posyandu untuk memberikan makan tambahan selama dua bulan yang dianggarkan oleh APBD,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga berharap program tersebut terus berkelanjutan hingga 2024 agar angka stunting bisa mencapai dibawah 14%.

“Ada tiga versi pelaporan kita, dalam versi elektronik angka stunting itu kita masih di 17% tapi diangka manual kita sudah diangka 11%. Yah muda-mudahan apa yang kita lakukan ini bisa berdampak langsung kepada anak-anak penderita Stunting,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *