Bulungan, wiranews.com – Program transmigrasi terus menunjukkan perannya dalam mendukung pemerataan pembangunan, pengelolaan sumber daya alam, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, H. Jamal, SH, MAP, pada peringatan Hari Bakti Transmigrasi ke-74 yang digelar di Tugu Cinta Damai, Tanjung Selor, Minggu (29/12).
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Bulungan ini juga dirangkai dengan peringatan Hari Ibu oleh Dharma Wanita Persatuan Distransnaker serta pameran produk UMKM dari eks Unit Permukiman dan Kelompok Wirausaha Transmigrasi, seperti sayur, buah, dan olahan pangan.
Program transmigrasi di Indonesia dimulai pada 12 Desember 1950, dengan rombongan pertama 50 KK diberangkatkan dari Jawa Tengah ke Lampung dan Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Di Bulungan, program ini dimulai pada tahun 1973 di Desa Gunung Putih, Kecamatan Tanjung Palas, dengan 40 KK asal Jawa Timur. Hingga 2024, sebanyak 9.149 KK atau 35.144 jiwa transmigran telah ditempatkan di 32 lokasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Tanjung Palas, Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Selor, dan Sekatak.
Program ini telah menghasilkan berbagai pencapaian, termasuk 13 desa definitif, 3 kelurahan, dan 4 kecamatan hasil pemekaran, seperti Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Timur, Tanjung Palas Tengah, dan Tanjung Selor. Selain itu, kawasan Salimbatu telah ditetapkan sebagai salah satu prioritas nasional oleh Kementerian Transmigrasi.
H. Jamal menegaskan, transmigrasi tidak hanya memindahkan penduduk tetapi juga membangun desa, membuka akses ekonomi, dan memperkuat integrasi sosial. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya program transmigrasi untuk terus dilanjutkan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.