Nunukan, Kalimantan Utara – Tragedi laut kembali terjadi di perairan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan. Dua nelayan, Kaharudin (22) dan Ardi (27), ditemukan meninggal dunia setelah perahu mereka terbalik akibat gelombang tinggi pada Rabu (1/1/2025) pagi.
Kejadian naas ini terjadi pada Selasa dini hari (31/12/2024) sekitar pukul 01.00 WITA saat kedua korban tengah memasang pukat rumput laut di wilayah Tanjung Karang. Gelombang besar menghantam perahu mereka hingga menyebabkan kecelakaan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan, Syahril, mengungkapkan bahwa laporan pertama diterima dari BPBD Pulau Sebatik pada Rabu pagi. “Kami langsung mengerahkan tim rescue Pos SAR Nunukan dan bekerja sama dengan unsur terkait di lapangan untuk melakukan pencarian,” ujar Syahril.
Pencarian Melibatkan Unsur Gabungan
Operasi SAR melibatkan berbagai pihak, termasuk BPBD Nunukan, Polairud Sebatik, Pos TNI Sebatik, serta masyarakat setempat. Alat bantu yang digunakan dalam pencarian meliputi satu unit RIB (Rigid Inflatable Boat), kendaraan D-Max, peralatan medis, dan perangkat komunikasi.
Setelah pencarian intensif, kedua korban ditemukan pada koordinat 3°54’39.85″N, 117°51’27.78″E, berjarak sekitar 1,69 mil laut dari lokasi terakhir yang diketahui. Tim SAR memastikan kedua korban dalam kondisi meninggal dunia.
Evakuasi dan Penutupan Operasi SAR
Jenazah korban telah dievakuasi ke rumah duka untuk proses pemakaman. Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup pada pukul 11.25 WITA. Seluruh personel dan peralatan yang terlibat telah dikembalikan ke satuan masing-masing.
Syahril menyampaikan rasa duka mendalam atas kejadian ini dan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya di laut. “Kami mengingatkan pentingnya memantau kondisi cuaca sebelum melaut dan selalu menggunakan peralatan keselamatan seperti pelampung,” tutupnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi nelayan untuk selalu mengutamakan keselamatan, terutama di musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem seperti saat ini. Wilayah perairan Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia memang dikenal memiliki tantangan alam yang cukup berat.